Kota
Langsa, IMC - Syahrul Ramadhana, murid kelas 4
(empat) SD Negeri 30 Desa Paya Keuneukai Kecamatan Suka Jaya Kota Sabang
Provinsi Aceh, bercita-cita ingin menjadi "teungku".
"Syahrul kalau sudah besar ingin
jadi teungku," ujarnya.
Teungku adalah panggilan orang Aceh
untuk seseorang yang memahami ilmu agama Islam secara mendalam. Teungku dapat
diartikan sebagai ulama, seperti halnya di Pulau Jawa orang memanggil dengan
sebutan Kiai.
Cita-cita ananda Syahrul ini terungkap
saat dijumpai IMC disela-sela kegiatan promosi kesehatan cuci tangan oleh mahasiswa
Program Studi Keperawatan Langsa Poltekkes Kemeskes RI Aceh di sekolahnya pada
Rabu pagi (3/5/2017).
Syahrul lahir 10 tahun yang lalu,
tepatnya tanggal 9 Juli 2007, dari pasangan bapak Syafriadi dan ibu Sri
Handayani di Kota Sabang Pulau Weh yang terkenal sebagai Nol kilometer Indonesia
ujung Barat.
Desa Paya Keuneukai, tempat tinggal
Syahrul merupakan salah satu desa dari 18 desa di Kota Sabang, desa ini terletak
di Kecamatan Suka Jaya.
Bagi yang ingin berkunjung ke desa tempat
lahirnya ananda kita Syahrul, desa ini tidak jauh dari Pelabuhan Balohan, 20
menit jalan darat menggunakan mobil atau motor. Desa ini juga bisa di jangkau
dari kota Sabang dengan jarak tempuh 20 kilometer.
Syahrul dilahirkan di desa yang
indah dengan pantainya yang menggoda dan memanjakan mata setiap pengunjung. Terkenal
dengan pantai pasir putih dikalangan wisatawan, dan bagi yang ke Sabang, jangan
lupa singgah dan mandi mandi di pantai pasir putih.
"Singgahlah ke rumah saya
kalau ada ke Sabang," ujar Syahrul dengan ramah.
Mempunyai adik semata wayang bernama
Rezeki Mulia yang berusia 5 (lima) tahun dan saat ini masih bersekolah di taman
kanak-kanak.
Ketika ditanya hobby, "membaca
dan olah raga," jawabnya malu-malu.
Cerita Pak Hasan, guru penjaskes,
"Syahrul ini anak berprestasi, dia peringkat pertama dari sejak kelas I
(satu) sampai kelas III (tiga)," yang diaminkan oleh Syahrul yang berdiri disampingnya.
Ketika IMC tanya apakah sudah bisa
membaca Al Quran, Syahrul menjawab: "udah pak, udah ngaji di Quran besar."
Lalu Pak Hasan, menambahkan kalau
Syahrul pernah mau diikutkan sebagai peserta MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) di
desanya tapi pada saat itu dia sakit sehingga tidak jadi.
"Kami sebagai guru mendukung
cita-cita Syahrul untuk menjadi ulama dan dalam keseharian memang dia berminat
belajar agama Islam," ujar Pak Hasan.
Saat IMC meminta untuk bertemu ayahnya,
Syahrul berkata, "ayah lagi berangkat umrah."
Menutup pembicaraan, IMC berpesan
pada Pak Hasan, agar Syahrul diberikan pembinaan khusus sehingga cita-cita yang
mulia itu kesampaian.
Syahrul kecil segera berlari
bergabung dengan temanya untuk melanjutkan bermain bola volley setelah
bersalaman dan mencium tangan gurunya. (T. Iskandar Faisal)