Malang, IMC - Tak mudah menyadarkan
masyarakat akan kebenaran informasi. Oleh karena itu, Program Studi Ilmu
Komunikasi Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, menggelar
Communication Festival berupa workshop dengan tema, "Awas Berita
Hoax" dalam rangka merayakan Dies Natalis ke-12 Program Studi Ilmu
Komunikasi di GOR Unitri, Selasa (23/5/2017) kemarin.
Workshop dalam
rangka merayakan Dies Natalis ke-12, dibuka secara resmi oleh Ellen Meianza
Yasak, S.Ikom., MA., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Dalam
sambutannya, Ellen, sering dipanggil, menuturkan, perkembangan media massa
belakangan ini tidak dapat dipisahkan dengan Program Studi Ilmu Komunikasi.
Karena sesungguhnya, Ilmu Komunikasi adalah bagian terpenting dari sebuah
media. Sehingga untuk mengantisipasi berita hoax, pembaca terutama mahasiswa
dan mahasiswa harus memiliki ketelitian dan kejelian dalam mengakses sebuah
berita.
Efek samping
kita tidak tahu tentang apa yang diakses seseorang. Media sosial, meme, online, perlu
diantisipasi, agar tidak menimbulkan berita hoax. Anda harus pahami karakter
media itu seperti apa. Dan harus dicari tahu, apakah berita itu masuk kategori
hoax atau tidak, saran Ellen, kepada peserta yang hadir.
Baca juga : Perangi Hoax, PPWI Ajak Pewarta Belajar Mewarta yang Benar
Baca juga : Perangi Hoax, PPWI Ajak Pewarta Belajar Mewarta yang Benar
Hadir dua
orang pemateri yakni Budi Utomo, S.E,. M.Si selaku Kepala Informasi Publik Kota
Malang, dan Samsul Arifin selaku Kepala Seksi Pemberitaan ATV Kota Batu.
Selain dua
narasumber, turut hadir pula Akhirul Aminulloh, S.Sos., M.Si. selaku Wakil Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unitri dan Herru Prasetya Widodo,
S.AP., M.Si. selaku Kepala Laboratorium Broadcasting Unitri.
Budi Utomo
sebagai pemateri pertama dalam pemaparan materinya menyatakan, hoax itu adalah
berita palsu yang harus diwaspadai oleh seluruh masyarakat akan kebenaran
informasi. Dan perlu kehati-hatian dalam mengakses berita untuk dikonsumsi.
"Masyarakat
harus membedakan apa itu berita hoax atau tidak. Itu beritanya benar atau
tidak. Jangan langsung percaya saja," bebernya mengingatkan.
Berita hoax,
tambahnya, saat ini telah menjadi virus yang amat mematikan. Sehingga perlu
kerjasama semua pihak untuk bersama memberantas akan masih maraknya berita
hoax.
"Perlu
kerja keras kita bersama dalam memberantas berita-berita yang tidak benar atau
hoax. Itu tugas kita bersama," tegasnya.
Hal senada
juga disampaikan oleh Samsul Arifin sebagai pemateri kedua. Dalam materinya,
Samsul menyatakan, hoax itu telah membodohi masyarakat Indonesia. Sehingga
perlu dilawan dengan memberitakan informasi yang positif, agar terciptalah
suasana yang kondusif bagi seluruh lapisan masyarakat.
Kelemahan kita
adalah tidak bisa membedakan berita yang baik dan berita yang buruk. Ini
menjadi tugas bersama untuk memberantas berita hoax, tegasnya seraya mengajak.
Salah satu
peserta workshop yang dimintai keterangannya dan tidak mau menyebutkan
identitasnya itu, kepada IMC menyatakan, seharusnya untuk menyambut Dies
Natalis Program Studi Ilmu Komunikasi, tidak harus diwarnai dengan workshop
atau sejenisnya. Tetapi dilakukan pelatihan jurnalistik, sehingga tepat
sasarannya.
Apa manfaat
dari workshop itu? Workshop itu hanya menguntungkan satu pihak yakni
narasumber. Lebih baik diadakan pelatihan jurnalistik selama menyambut hari
bahagia itu. Bukannya menghabiskan anggaran (dana) hanya untuk kesenangan
sesaat, sindirnya penuh kekesalan.
Baca juga : BEM UNITRI Gandeng MCW Basmi Korupsi di Malang
Kenapa saya
minta untuk dibuatkan pelatihan jurnalistik? Karena tidak semua mahasiswa dan
mahasiswa Unitri terlebih yang memilih program studi ilmu komunikasi, itu bisa
dan mampu menulis berita. Jangankan menulis berita, minat membaca saja sudah
sangat lemah. Apalagi mau wawancara narasumber. Itu saja lebih tidak bisa sama
sekali. Kebiasaan buruk seperti ini harus dirubah karena tidak menguntungkan
mahasiswa dan mahasiswi. Saran saya lebih baik dengan dana yang terbatas,
lakukan pelatihan jurnalistik. Itu sangat penting dan sungguh berarti,
tambahnya dengan ekspresi kekesalan.
Sesuai
informasi yang diperolah IMC di lapangan bahwa, dari tahun ke tahun, sebelum
dan sesudah merayakan Dies Natalis Program Studi Ilmu Komunikasi, jarang sekali
diadakan pelatihan jurnalistik. Padahal, di dalam Program Studi tersebut,
terdapat tiga konsentrasi yang dipilih oleh mahasiswa dan mahasiswi Unitri
yakni broadcasting, publik relationship, dan jurnalistik. Namun, kehadiran tiga
konsentrasi itu hanya dipandang sebelah mata. Dan parahnya lagi, tiga
konsentrasi itu hanyalah sebagai pengisi belaka dari program studi tersebut.
Sehingga mahasiswa dan mahasiswi dari tiga konsentrasi itu, dari tahun ke tahun
tidak berkembang karena terus dibodohi oleh keadaan. (Felix/ Asra/ Nomasdedo)
Tags
Kampus