Malang, IMC - Setiap
kerja keras tentunya akan membuahkan hasil. Asalkan kerja keras itu selalu
dibarengi dengan berdoa. Karena lewat berdoa, sesungguhnya terselib asa yang
masih harus terus dipanggangi dengan komitmen, dedikasi, totalitas, dan
loyalitas.
“Tahun
ajaran baru 2017-2018 ini, kami menargetkan 2. 000 calon maba yang akan kami
rekrut sekaligus berkuliah di sini (Unitri). Kami punya target seperti itu. Dan
kami sangat optimis dalam merekrut calon maba tiap tahun ajaran,” kata Wahyu.
Memasuki
tahun ajaran baru 2017-2018, pihak Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri)
Malang, saat ini tengah bekerja keras merekrut sebanyak mungkin calon
mahasiswa-mahasiswi baru yang akan mendaftar ke kampus yang beralamat di Jalan
Telaga Warna, Tlogomas.
Wahyu
Widodo, Sekretaris Unit Penerimaan Mahasiswa Baru (UPMB) Unitri, ketika ditemui
media ini di sekretariat UPMB, belum lama ini, membenarkan bahwa saat ini pihak
kampus Unitri tengah berjuang keras dalam merekrut calon mahasiswa-mahasiswi
baru (Maba) tahun ajaran (TA) 2017-2018.
“Kerja
keras kami (Unitri) itu dalam bentuk pembagian brosur, kalender, dan formulir
yang telah dibagikan kepada tiap-tiap SMA/SMK se-Jawa Timur. Termasuk di luar
Jawa Timur,” kata Wahyu.
Bentuk
pembagian brosur, kalender, dan formulir pendaftaran Maba Unitri di luar
Malang, tambah Wahyu, dilakukan dengan cara membagikan kepada setiap
mahasiswa-mahasiswi Unitri yang sementara berlibur ke kampung halamannya
setelah mengikuti ujian akhir semester (UAS) pada semester ganjil. Sehingga
dari itu, tentunya setiap mahasiswa-mahasiswi mempunyai tanggung jawab moril
dalam membantu dan sekaligus memudahkan dalam merekrut calon maba di daerahnya
masing-masing.
Diakuinya,
cara itu sungguh ampuh dalam merekrut calon maba karena langsung didatangi oleh
pihaknya melalui mahasiswa-mahasiswi yang tengah berlibur di kampung halamannya.
Sekaligus mempromosikan Unitri kepada masyarakat dan pemerintah daerah.
Ditanya,
kenapa Unitri lebih condong ke bagian Timur Indonesia dalam merekrut calon
maba?
Dengan
tetap santai serta ditunjang adrenalin yang terus membakar optimismenya, Wahyu
berkomentar bahwa kampus Unitri didirikan khusus bagi anak-anak bagian Timur
Indonesia yang hingga kini belum menikmati pendidikan secara baik untuk menata
masa depannya. Dan juga kehadiran Unitri di tengah-tengah persaingan yang
semakin mengglobal ini, apalagi dengan tanggung jawab moril yang besar,
tentunya dengan dukungan UUD 1945 bahwa setiap warga (anak) bangsa wajib
memperoleh pendidikan.
“Nah,
inilah bentuk tanggung jawab Unitri dalam turut membesarkan anak-anak bangsa
Indonesia dalam menyengam pendidikan. Negara lewat UUD 1945 telah memberikan
kesempatan kepada pihak swasta untuk berkontribusi memberikan mereka (anak
bangsa) itu. Kami terus bergandengan tangan dengan pemerintah pusat, provinsi/
kota, dan daerah untuk bersama-sama menanggulangi kemiskinan. Karena kemiskinan
terbesar yang saat ini masih terus dihadapi bangsa Indonesia adalah melemahnya
sumber daya manusia (SDM). Kami menjawabinya lewat pendidikan. Karena lewat
pendidikan, SDM Indonesia akan terangkat terkhususnya di bagian Timur
Indonesia,” sambung Wahyu menjelaskan.
“Di
Unitri, rata-rata 90 persen mahasiswa-mahasiswi adalah penerima beasiswa. Sedangkan
10 persennya adalah membayar sendiri. Untuk itu, saya menghimbau agar adik-adik
SMA/ SMK se-Indonesia agar mendaftar dan kuliah di Unitri. Unitri didukung
dosen-dosen berkualitas rata-rata berpendidikan S-2 dan S-3 jebolan dalam dan
luar negeri. Serta didukung pula guru besar (professor) yang sangat berkualitas
dan berkompeten di bidangnya,” tambah Wahyu.
Alfons
A Nahak, Kepala SMA Swasta Diakui Bina Karya Atambua, Nusa Tenggara Timur,
ketika dihubungi terpisah dari Malang lewat handphone selularnya, belum lama
ini, mengatakan,dirinya telah mengarahkan siswa-siswi kelas XII agar setelah
lulus SMA, hendaknya mendaftar ke Unitri untuk melanjutkan pendidikan Strata
satu (S-1).
“Tiap
apel pagi dan siang di sekolah, saya selalu mengumumkan kepada anak-anak siswa
dan siswi kelas XII agar mendaftar ke Unitri. Saya mendorong mereka (anak-anak)
untuk kuliah di Unitri. Saya juga mendorong guru-guru untuk terlibat
mempromosikan Unitri kepada masyarakat di Atambua dan sekitarnya,” kata Alfons
sembari menjawab dari balik telepon genggamnya.
Baca juga : Drainase Perkotaan Perlu Ditata Secara Baik
Baca juga : Drainase Perkotaan Perlu Ditata Secara Baik
Marselinus
Bauk, salah satu pemerhati pendidikan di Atambua, Nusa Tenggara Timur, yang
juga dihubungi lewat telepon genggamnya belum lama ini, dengan sangat antusias
mendukung pendidikan di Indonesia yang tengah gencar di canangkan Presiden
Jokowi dalam menuntaskan buta huruf untuk menaikkan SDM yang handal di kancah
dunia internasional lewat pendidikan tinggi dengan melanjutkan pendidikan di
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
“Secara
pribadi, saya siap mendukung anak-anak perbatasan Indonesia dan Timor Leste
(RI- RDTL) untuk berkuliah di Unitri. Saya siap mencari calon maba dari Atambua
dan mengarahkan mereka (anak-anak) ke Unitri. Untuk mengubah dunia, lingkungan
dan masa depan, tentunya hanya lewat pendidikan. Pendidikan itu harga mati. Ini
bentuk dukungan saya terhadap negara dan Unitri,” kata Marselinus Bauk optimis.
(Felix)